Wahabiy

Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam Suratnya (bagian satu)

Aqidah Muhammad bin Abdul Wahab dalam suratnya

Judul Aqidah Muhammad bin Abdul Wahab dalam suratnya

بسم الله الرحمن الرحيم

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan dalam suratnya kepada penduduk Al Qoshim ketika bertanya kepada beliau tentang aqidahnya : 

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Saya persaksikan kepada Allah dan siapa saja yang hadir dari para malaikatNya dan  saya juga persaksikan kepada kalian, bahwa saya berkeyakinan seperti yang diyakini oleh Al Firqotun-Najiyah (golongan yang selamat), Ahlus Sunnah wal Jamaah, yaitu :

Iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, para RosulNya, dan kebangkitan setelah kematian, serta iman dengan taqdir, baik dan buruknya.

Termasuk Iman kepada Allah, adalah mengimani sifat yang Allah sifati diriNya dengannya, dalam kitabNya, dan melalui lisan RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa melakukan penyelewengan maupun penolakan.

Bahkan saya berkeyakinan, bahwa Allah subhana wa ta’ala 

(Tidak serupa denganNya suatu apapun, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat), [Asy Syuro : 11]. 

Maka saya tidak menolak sifat yang Allah sifati diriNya dengannya, dan saya tidak menyelewengkan kalamullah dari makna asalnya, dan juga tidak melakukan penyelewengan baik dalam nama-nama, maupun ayat-ayatNya.

Saya pun tidak melakukan takyif (menggambarkan cara atau bentuk tertentu, pen), tidak pula melakukan tamtsil (penyerupaan) sifat-sifat Allah ta’ala dengan sifat makhlukNya, karena tidak ada yang serupa denganNya, dan tidak ada tandingan bagiNya, serta tidak ada yang sepadan denganNya.

Allah tidak bisa dikiyaskan dengan makhlukNya. Allah lebih tahu tentang diriNya dan tentang selainNya, Allahpun paling benar dan paling bagus ucapanNya.

Allah telah mensucikan  diriNya dari sifat-sifat yang disifatkan kepada Allah oleh orang-orang yang menyelisihi (kebenaran), dari mereka yang melakukan takyif dan tamtsil. Juga, Allah sucikan diriNya dari apa yang ditolak oleh mereka yang menolak, dari kalangan yang melakuan tahrif (penyelewengan) dan  ta’thil (penolakan). 

Allah berfirman: 

“Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.” [Ash Shofat : 180-182]

 

 

Al Firqotun-Najiyah (golongan yang selamat) dalam bab mengimani perbuatan Allah berada di tengah antara Al Qodariyyah dan Al Jabriyyah. 

Dalam bab mengimani ancaman Allah berada antara kelompok Al Murji’ah dan Al Wa’idiyyah.

Dalam bab Iman dan Agama berada di tengah antara kelompok Al Haruriyyah beserta Al Mu’tazilah dan antara kelompok Al Murji’ah beserta Al Jahmiyyah

Dalam bab mengimani para sahabat Nabi berada di tengah antara kelompok Ar Rofidhoh (Syiah) dan Al Khowarij.

 

Saya berkeyakinan,  bahwa Al Quran adalah kalamullah, Allah menurunkanNya, dan bahwa Al Quran bukan makhluk. DariNya Al Quran bermula dan kepadaNya kembali, dan bahwa Allah telah berbicara dengannya secara hakiki. Allah menurunkanNya kepada hambaNya, RosulNya dan orang kepercayaanNya dalam menyampaikan wahyuNya, serta dutaNya antara Dia dengan hambaNya yaitu Nabi kita Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Dan saya beriman, bahwa Allah Maha Berbuat terhadap apa yang Ia kehendaki. Tidak ada sesuatupun yang terjadi kecuali dengan kehendakNya, dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari kehendakNya. Tidak ada di alam semesta yang keluar dari takdirNya, dan tidak ada sesuatu yang muncul melainkan dengan pengaturanNya.

Tidak ada tempat untuk menghindar bagi siapapun dari taqdir yang telah ditentukan, dan tidak ada yang melampaui apa yang telah digariskan baginya dalam Al lauhul Mahfuz.

Dan saya beriman dengan semua yang diberitakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang segala sesuatu yang akan terjadi setelah kematian.

Sehingga saya beriman dengan adanya fitnah qubur (pertanyaan alam kubur) serta kenikmatan alam qubur.

Juga, dikembalikannya arwah kepada jasadnya, lalu manusia bangkit menghadap Rabb sekalian alam, tanpa alas kaki, tanpa pakaian dan belum berkhitan, dan matahari mendekat kepada mereka.

Dan timbangan-timbanganpun ditegakkan, dan ditimbang dengannya amalan-amalan hamba.

“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [Al A’rof : 8] 

“Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” [Al Muminun:103] 

Dan catatan-catatan amal dibagikan, maka akan ada yang menerimanya dengan tangan kanannya dan ada pula yang menerimanya dengan tangan kirinya.

Saya beriman dengan telaga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di padang Mahsyar  pada hari Qiyamat, airnya lebih putih dari pada susu dan lebih manis dari pada madu, bejananya seperti banyaknya bintang-bintang di langit, siapa saja yang meminum darinya tidak akan kehausan selamanya. 

Saya beriman bahwa shiroth (jembatan) dibentangkan pada ujung Jahannam, orang-orang melewatinya sesuai dengan amal perbuatan mereka.   

Saya beriman dengan syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bahwa beliau adalah yang pertama yang memberi syafa’at dan pertama yang diterima syafa’atnya.

Dan tidaklah mengingkari syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melainkan ahli bid’ah dan pemeluk kesesatan. Hanya saja syafa’at tidak terjadi kecuali setelah adanya izin Allah dan ridhoNya.

Sebagaimana firman Allah, (artinya)

 “dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” [Al Anbiya : 28] 

“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.” [Al Baqoroh : 255] 

“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya).” [An Najm : 26]

Dan Allah tidak ridho kecuali kepada tauhid dan tidak akan memberi izin kecuali bagi pemeluk tauhid. Adapun kaum musyrikin, maka tidak akan mendapat bagian dari syafa’at. 

“Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” [Al Muddatsir : 48]

 

Saya beriman, bahwa Surga dan Neraka telah diciptakan, dan bahwa keduanya sekarang telah ada, dan bahwa keduanya tidak akan fana.

Saya beriman, bahwa kaum mukminin akan melihat Rabb mereka dengan mata kepala mereka di hari Qiyamat, sebagaimana melihat bulan di malam bulan purnama, mereka tidak terhalangi oleh apapun dalam melihatNya.

Saya beriman, bahwa Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam penutup para Nabi dan para Rosul, dan tidak sah iman seorang hamba sehingga ia beriman dengan risalahnya dan bersaksi dengan kenabiannya.

…………………………………

(bersambung ke bagian 2)

Oleh: Ustadz Qomar Z.A, Lc

Exit mobile version