Sejarah

Negri Ladang Minyak yang Penuh Berkah

Secara geografis, Arab Saudi berbatasan langsung dengan Yordania dan Irak di sebelah utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Teluk Persia. Di sebelah selatan berbatasan dengan Oman dan Yaman. Dan di sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah. Letaknya yang demikian strategis menjadikan Arab Saudi sebagai negara yang memiliki peran dan pengaruh penting di kawasan Timur Tengah.

Karena wilayahnya yang beriklim gurun, Arab Saudi termasuk negara yang panas dan kering. Wilayah perairan hanya 0,7% dari luas keseluruhan negara. Hampir tidak ada sungai atau danau permanen di negeri ini. Yang ada hanyalah wadi-wadi yang terisi air saat turun hujan. Untuk mengatasi kesulitan sumber air didirikanlah industri desalinasi air laut. Desalinasi adalah proses membuat air laut menjadi tawar. Industri ini terletak di Kota Jubail. Beberapa daerah subur dapat ditemukan di oasis-oasis dan pegunungan di sebelah barat daya yang berumput hijau.

Dahulu, kawasan Hijaz merupakan wilayah perdagangan penting yang menghubungkan antara Yaman, Mekah, Madinah, Damaskus, dan Palestina. Sejak nenek moyang mereka perjalanan dagang sudah dikenal.

Tersebut dalam surat Quraisy bahwa mereka memiliki dua perjalanan dagang yang luar biasa; musim dingin dan panas. Pertanian yang dikenal saat itu adalah perkebunan kurma dan gandum serta peternakan yang menghasilkan daging dan susu beserta olahannya. Pada saat ini telah digalakkan sistem pertanian terpadu dan modern untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian. Meskipun begitu pertanian dan peternakan bukanlah sektor perekonomian utama di negara ini.

Allah Subhanahu wa ta’ala telah memberkahi Arab Saudi dengan limpahan minyak bumi yang merupakan sumber kekayaan negara ini. Tidak heran jika Arab Saudi dijuluki dengan “petro dollar”. Sumber-sumber minyak pertama kali ditemukan pada tanggal 3 Maret 1938. Negara dengan mata uang riyal ini merupakan pemasok terbesar kebutuhan minyak dunia. Pada umumnya, perindustrian Arab Saudi bertumpu pada sektor minyak bumi dan petrokimia.

Minyak bumi adalah elemen penting penggerak roda industri. Oleh sebab itu, sebagai penyedia suplai minyak terbesar di dunia, Arab Saudi memiliki peran dan pengaruh politik penting di tingkat regional maupun internasional. Eksistensinya tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, tatkala Raja Faisal memimpin embargo minyak terhadap negara-negara Barat pendukung zionis,dunia industri di Eropa dan Amerika menjadi kalang kabut. Negara industri seperti Amerika Serikat memiliki ketergantungan yang tinggi kepada Saudi untuk menyediakan kebutuhan minyak mereka.

Dengan kekayaan yang demikian melimpah, Arab Saudi turut memberikan sumbangsih kepada dunia dalam berbagai bidang, baik sosial, budaya, ekonomi maupun kemanusiaan. Terkhusus dunia Islam. Meskipun berbagai sumbangan tersebut jarang terekspos oleh media. Dalam bidang pendidikan misalnya, setiap tahun pemerintah Arab Saudi memberikan beasiswa bagi ribuan pelajar dari segala penjuru dunia untuk menimba ilmu di negeri tersebut. Sepulang dari Arab Saudi, mereka yang lulus dari berbagai universitas Islam, menjadi penyebar dakwah Islam yang menyeru kepada tauhid dan mementang segala praktik bid’ah maupun kesyirikan. Arab Saudi juga memiliki sejumlah Perguruan Tinggi Islam di berbagai negara muslim. Bayangkan, biaya studi gratis bahkan digaji setiap bulannya.

Mekah dan Madinah, dua kota suci umat Islam ini tak luput dari perhatian pemerintah Arab Saudi. Setiap tahunnya, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia datang berbondong-bondong untuk menunaikan ibadah haji atau umrah. Dengan berbagai programnya, Raja tak segan-segan mengucurkan banyak biaya yang tak terhitung nilainya demi menunjang fasilitas dan kenyamanan para tamu Allah. Semoga Allah memberikan balasan kepada Raja, Sang Pelayan Dua Tanah Suci (khadimul haramain) atas kebaikannya untuk umat.

Demikianlah, negara yang makmur, aman, dan sejahtera, sebuah karunia Allah Subhanahu wa ta’ala yang tiada ternilai harganya. Karunia itu adalah bukti janji dari Allah Subhanahu wa ta’ala bagi hamba-Nya yang mau beriman dan bertakwa. Allah berfirman, “Kalau seandainya penduduk suatu negeri mau beriman dan bertakwa, niscaya Kami bukakan bagi mereka keberkahan dari langit dan bumi.” [QS. al-A’raf: 96].

Oleh: Ustadz Abu Abdillah Majdiy

Sumber : Sumber : Napak Tilas Sejarah Berdirinya KERAJAAN ARAB SAUDI Majalah Qudwah EDISI 30 VOL.03 2015

Comment here